Oleh : Abdul Malik, S.P.
“ Buat apa jadi pemuda jika tidak mau bersuara, buat apa jadi
mahasiswa jika tidak mau berkarya”
(Abdul Malik, disampaikan dalam Simposium Nasional Economic Politic 2013 di Universitas Brawijaya Malang)
Terlepas dari
perkembangan teknologi informasi yang semakin mendorong kaum muda untuk tampil
beda dengan segala pernak- perniknya, nampaknya tidak salah apabila kita
mengingat kembali semangat para pendahulu kita yang penuh kontribusi
mengorbankan seluruh jiwa dan raga untuk
memperjuangkan kemerdekaan. Banyak diantara mereka yang didominasi oleh para pemuda.
Sungguh mereka sangat menjunjung tinggi budaya pribumi yang penuh dengan nilai kejujuran,
kesopanan, kemandirian dan kebersamaan.
Nampaknya
sekarang ini semangat pemuda Indonesia telah dikaburkan dengan banyaknya
akulturasi budaya yang tidak sedikit membuat mereka terlena dan terpedaya. Sehingga
banyak diantara mereka memuaskan kesenangan dunia tanpa mengindahkan nilai-nilai
luhur yang telah ditanamkan oleh para pendahulunya, akibatnya degradasi moral
terjadi dimana-mana. Bahkan disaat bangsa ini disibukkan dengan berbagai
masalah mulai dari kemiskinan sampai krisis kepemimpinan, mereka masih saja
disibukkan dengan status-status galau yang membuat mereka selalu malas.
Sebagai seorang
pemuda muslim, apakah kita akan seperti itu ?, atau mungkin kita terlalu
disibukkan dengan urusan sendiri sehingga tidak ada waktu berkontribusi membuat
perubahan untuk Indonesia yang lebih baik. Ada kalimat hikmah mengatakan
“Mereka yang beralasan tidak punya waktu adalah mereka yang membiarkan waktu
mengatur hidupnya, bukan malah sebaliknya”. Pemuda Muslim adalah seorang pemuda
yang punya harapan dan tekad yang kuat untuk bisa mengabdikan dirinya kepada
Allah SWT dalam segala aktivitas. Mereka tidak terlena oleh indahnya dunia dan
tidak lelah oleh khusuknya ibadah. Senantiasa semangat untuk berbuat,
menjadikan dirinya bermanfaat untuk umat.
Allah telah menegaskan bahwa dunia memang permainan yang
melenakan, dalam Qs. Muhammad ayat 36 Allah berfirman : “Sesungguhnya kehidupan
dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman dan bertaqwa.
Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta
harta-hartamu”. Berkata Imam Ahmad Ibnu Harb : “Aku telah beribadah kepada
Allah selama 50 tahun, aku belum merasakan nikmatnya ibadah tersebut, sampai
aku meninggalkan tiga perkara, pertama meninggalkan ridho manusia, kedua
meninggalkan pertemanan atau persahabatan dengan orang orang fasiq dan beralih
ke orang-orang sholeh, ketiga meninggalkan manisnya dunia sampai merasakan manisnya
akhirat”. Begitu mulianya islam mengajarkan tentang akhlak, bahwa kecintaan
kepada dunia tidak akan membuat kita kuat untuk senantiasa mendekat kepada
Allah SWT, justru semakin kita cinta dunia maka kita pun akan semakin lemah.
Membuat kita terlalu nyaman, duduk berdiam hanya menjadi penonton sandiwara
kehidupan.
Nikmat hidup yang telah kita
terima bersama adalah sebuah kepastian yakni hari ini dan detik ini,
sebagaimana dalam sebuah maqalah “Addunya,
tsalatsatu ayyamin”, dunia itu ibarat 3 hari :
1. Amsyi madho, maa
biyadika minhu syai’an, “sesuatu yang tidak
bisa ditangan lagi”.
2. Ghodan, laa tudrikuhu
amlak, “hari esok adalah sesuatu yang tidak
ada jaminan”.
3. Azzauman anta fiiha,
faghtanimhu, “hari ini yang kamu ada
didalamnya maka gunakan hari ini itu”.
Maka dari itu waktu yang sebentar ini, mari kita gunakan sebaik
baiknya, senantiasa menyibukkan diri dengan kebaikan. Belajar dan berkarya
sesuai dengan bidangnya masing masing.
Pemuda Muslim
harapan umat haruslah senantiasa bersemangat dan siap berkhidmat untuk umat dan
bangsa. Mereka adalah garda terdepan perubahan yang shahih keislamannya dan
kuat keimanannya sebagaimana pendahulunya yang shalih, lurus aqidahnya dengan
akhlak yang mulia, siap memimpin dan dipimpin, bersikap profesional sesuai
bidang ilmunya, menjadi pembelajar abadi yang terjaga intelektualitasnya serta
menjadi mitra yang terpecaya di masyarakat dan bangsa.
Implementasi dari
semangat pemuda islam sebagai kader dakwah adalah dengan membuat karya nyata
yang dapat di rasakan manfaatnya. Karya bagi seorang muslim adalah salah satu
bentuk amal shalih yang menjadi ladang dakwah untuk menyampaikan kebenaran dan
kebermanfaatan untuk umat manusia. Allah SWT telah berfirman di dalam Qs. Huud
ayat 7 “Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan
adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di
antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk
Mekah): "Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati", niscaya
orang-orang yang kafir itu akan berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir
yang nyata".
Allah SWT menjadikan langit
dan bumi untuk tempat tinggal makhluk-Nya serta tempat berusaha dan beramal
maka sebagai seorang muslim maka ia akan berusaha memanfaatkan seluruh nikmat
pemberian-Nya untuk melihat lebih luas, melangkah lebih jauh, merasa lebih
dalam dan mendengar lebih keras apa saja yang ada dan yang terjadi di alam
semesta. Salah satu keistimewaan manusia
yang telah diberikan Allah SWT adalah akal pikiran. Akal pikiran adalah anugrah
yang sangat berharga untuk memahami hikmah dari segala yang telah dilihat,
didengar dan dirasakan pada semua ciptaan Allah SWT. Sehingga dari
pelajaran dan kefahaman yang didapatkan tersebut akan terus
selalu menghasilkan pemikiran yang membuahkan berjuta karya. Ibarat pohon
kehidupan yang akarnya menghujam kuat ke dalam tanah, tumbuh tinggi menjulang
menembus awan, tumbuh rindang dan berbuah lebat memberikan manfaat yang yang
banyak untuk umat.
Indonesia merupakan
anugerah terindah yang telah Allah SWT berikan kepada kita. Mulai dari segala
macam ciptaannya yang ada di dalam tanah dan di atas langit sampai kehidupan
yang aman dan nyaman. Semua ini wajib kita syukuri dengan meningkatkan
penghambaan kita kepada Allah SWT. Meskipun yang terjadi sekarang banyak
kekayaan alam diambil oleh bangsa lain, masih banyak yang belum termanfaatkan.
Bahkan tidak sedikit yang karna tidak dimanfaatkan justru menimbulkan
permasalahan baru. Memang benar jikalau indonesia ini selain kaya akan sumber
daya alamnya juga kaya akan permasalahannya. Lalu dimana kita akan mengambil
peran ? apakah kita akan tinggal diam duduk manis di depan layar ? apakah itu
yang kita maksud pemuda ?
Lebih dari 25 %
penduduk Indonesia yang berjumlah 230,87 juta jiwa adalah pemuda dan dari
jumlah tersebut 17,07 % mereka masih bersekolah, 81,68 % tidak sekolah lagi dan
1,25 % pemuda belum sekolah (Badan Pusat Statistik, 2010). Ini artinya lebih
dari 97 % pemuda pernah merasakan bangku pendidikan. Namun, kondisi tersebut
tidak sesuai dengan kenyataan, sudah semestinya kondisi suatu bangsa itu
dapat direpresentasikan oleh keadaan pemudanya. Suatu bangsa dikatakan ideal
jika pemuda yang ada di dalamnya berada pada kondisi yang ideal pula. Hal ini
bertolak belakang kenyataan di lapangan. Mulai dari peningkatan mutu
pembelajaran dengan adanya sertifikasi guru sampai sekolah gratis. Saat ini,
sebagian besar pemuda Indonesia berada pada kondisi yang belum ideal.
Salah satu solusi yang
dianggap tepat sebagai upaya memperbaiki permasalahan bangsa adalah perlu
adanya reaktualisasi karya. Sudah saatnya pemuda mengambil peran dalam
mewujudkan perubahan untuk Indonesia yang lebih baik. Merencanakan gerak untuk
menjadi pemuda yang berkompeten, profesional dan kontributif sesuai dengan
bidangnya masing masing. Himpunan atau kelompok pemuda yang telah terbentuk
hendaknya dimasifkan dengan membuat berbagai kegiatan sebagai aktualisasi karya
pemuda dan sebagai panggung bagi generasi muda untuk menunjukkan
karya-karyanya, menularkan semangatnya dan menebarkan inspirasi dalam rangka
wujud kontibusi sebagai seorang intelektual muda untuk Indonesia.Jika
bapak bangsa kita, Soekarno, membutuhkan 10 Pemuda untuk dapat mengguncang
dunia, maka sekarang mari kita tunjukkan kitalah pemuda siap berkontribusi
dengan berjuta karya yang siap membawa perubahan menuju Indonesia yang lebih
maju. Apalah artinya kekayaan alam Indonesia yang banyak apabila dikemudian
hari banyak pemuda tak mampu mengelolanya. Selalu yakin bahwa masih ada
segenggam harapan untuk membawa Indonesia lebih baik. Semakin kuat kita
menggenggamnya maka semakin kuat pula keyakinan kita mewujudkannya. Kita harus
sadar bahwa pemuda Indonesia memiliki potensi yang luar biasa untuk dapat
berkontribusi demi agama dan bangsa. Terbukti nyata peran
pemuda dalam setiap episode sejarah kehidupan bangsa. Sejarah telah mencatat dengan
tinta emas peran pemuda dalam proses perubahan suatu bangsa. Bukan hanya dimasa
dulu saja, sekarang ini telah bermunculan para inisiator perubahan dikalangan
pemuda. Mulai dari sektor pendidikan, ekonomi sampai sektor politik.
Kisah
Nabi Ibrahim dikala masih muda yang berani memberontak dan bertindak
revolusioner untuk memperbaiki tatanan sistem masyarakat yang sudah rusak.
Kisah Ash-habul Kahfi (para pemuda penghuni gua) adalah bukti nyata bahwa
pemuda selalu punya peran dalam merubah kondisi suatu bangsa yang tertindas
oleh kesewenang-wenangan penguasa. Selain itu, para Nabi dan Rasul adalah
contoh teladan peran pemuda dalam merubah suatu bangsa. Bahkan Nabi Muhammad
SAW berhasil merubah kondisi bukan
hanya suatu bangsa tapi hampir separuh dunia. Cukuplah menjadi bukti bahwa
potensi seorang pemuda adalah sangatlah besar. Pemuda adalah agent of changes.
Ada
dua aspek mendasar yang harus dimiliki oleh seorang agen perubahan, terutama
untuk menjadi problem solver, yang
pertama adalah antusiasme untuk bergerak yang luar biasa, yakin dalam bergerak,
dan memberikan dedikasi tinggi dalam pergerakan dengan segala kompetensi yang
dimilikinya. Kedua adalah pengaruhnya yang sangat dalam terhadap para sahabat
dan orang-orang di sekelilingnya, serta kesuksesan dalam pendidikan dan
kaderisasi. Semangat yang dibawa adalah semangat membangun peradaban dengan
gerakan nyata, membangun generasi-generasi yang cerdas, dengan landasan aqidah
yang benar.
Beragam
gerak pemuda yang dapat kita lihat bersama, sebagian dari mereka melangkah
dengan suara-suara lantang di depan gedung wakil rakyat atas nama bangsa
Indonesia, melakukan aksi damai dengan long
march sepanjang jalan, mencuri perhatian dunia dengan bersuara lantang. Begitulah
warna-warni pemuda Indonesia. Sedangkan di waktu dan tempat yang berlainan,
para pemuda memilih sibuk mengukir prestasi, baik mereka yang bergerak di
bidang akademik maupun non-akademik. Mereka bukan tidak peduli terhadap segala
permasalahan bangsa, bahkan tidak sedikit diantara mereka yang mengharumkan
nama baik bangsa Indonesia di kancah dunia dengan karya-karyanya yang
membanggakan.
Mereka
punya cara tersendiri dengan harapan yang mereka genggam kuat untuk terus
berkarya, menjadikan dirinya agent of
changes bagi negeri yang tercinta ini. Pemuda tidak cukup hanya bertugas
menjelaskan zaman, namun juga harus melampuinya dengan mengubah zaman,
karenanya, di tengah zaman yang bergerak, masyarakat membutuhkan pemuda yang
bergerak. Tak perlu menyalahkan zaman, seburuk apapun keadaan bangsa ini masih
ada harapan untuk maju. Berhentilah mengutuk kegelapan, lebih baik kita
menyalakan diri menjadi penerang kehidupan. Semangat bergerak untuk terus
berkarya, ikut berkontribusi untuk perubahan bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar