Minggu, 14 Agustus 2016

Segenggam Asa Berjuta Karya dari Pemuda Untuk Indonesia



Oleh : Abdul Malik, S.P.

“ Buat apa jadi pemuda jika tidak mau bersuara, buat apa jadi mahasiswa jika tidak mau berkarya”  (Abdul Malik, disampaikan dalam Simposium Nasional Economic Politic 2013 di Universitas Brawijaya Malang)
            Terlepas dari perkembangan teknologi informasi yang semakin mendorong kaum muda untuk tampil beda dengan segala pernak- perniknya, nampaknya tidak salah apabila kita mengingat kembali semangat para pendahulu kita yang penuh kontribusi mengorbankan seluruh  jiwa dan raga untuk memperjuangkan kemerdekaan. Banyak diantara mereka yang didominasi oleh para pemuda. Sungguh mereka sangat menjunjung tinggi budaya pribumi yang penuh dengan nilai kejujuran, kesopanan, kemandirian dan kebersamaan.
            Nampaknya sekarang ini semangat pemuda Indonesia telah dikaburkan dengan banyaknya akulturasi budaya yang tidak sedikit membuat mereka terlena dan terpedaya. Sehingga banyak diantara mereka memuaskan kesenangan dunia tanpa mengindahkan nilai-nilai luhur yang telah ditanamkan oleh para pendahulunya, akibatnya degradasi moral terjadi dimana-mana. Bahkan disaat bangsa ini disibukkan dengan berbagai masalah mulai dari kemiskinan sampai krisis kepemimpinan, mereka masih saja disibukkan dengan status-status galau yang membuat mereka selalu malas.
            Sebagai seorang pemuda muslim, apakah kita akan seperti itu ?, atau mungkin kita terlalu disibukkan dengan urusan sendiri sehingga tidak ada waktu berkontribusi membuat perubahan untuk Indonesia yang lebih baik. Ada kalimat hikmah mengatakan “Mereka yang beralasan tidak punya waktu adalah mereka yang membiarkan waktu mengatur hidupnya, bukan malah sebaliknya”. Pemuda Muslim adalah seorang pemuda yang punya harapan dan tekad yang kuat untuk bisa mengabdikan dirinya kepada Allah SWT dalam segala aktivitas. Mereka tidak terlena oleh indahnya dunia dan tidak lelah oleh khusuknya ibadah. Senantiasa semangat untuk berbuat, menjadikan dirinya bermanfaat untuk umat.

Allah telah menegaskan bahwa dunia memang permainan yang melenakan, dalam Qs. Muhammad ayat 36 Allah berfirman : “Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman dan bertaqwa. Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu”. Berkata Imam Ahmad Ibnu Harb : “Aku telah beribadah kepada Allah selama 50 tahun, aku belum merasakan nikmatnya ibadah tersebut, sampai aku meninggalkan tiga perkara, pertama meninggalkan ridho manusia, kedua meninggalkan pertemanan atau persahabatan dengan orang orang fasiq dan beralih ke orang-orang sholeh, ketiga meninggalkan manisnya dunia sampai merasakan manisnya akhirat”. Begitu mulianya islam mengajarkan tentang akhlak, bahwa kecintaan kepada dunia tidak akan membuat kita kuat untuk senantiasa mendekat kepada Allah SWT, justru semakin kita cinta dunia maka kita pun akan semakin lemah. Membuat kita terlalu nyaman, duduk berdiam hanya menjadi penonton sandiwara kehidupan.
Nikmat hidup yang telah kita terima bersama adalah sebuah kepastian yakni hari ini dan detik ini, sebagaimana dalam sebuah maqalah “Addunya, tsalatsatu ayyamin”, dunia itu ibarat 3 hari :
1.    Amsyi madho, maa biyadika minhu syai’an, “sesuatu yang tidak bisa ditangan lagi”.
2.    Ghodan, laa tudrikuhu amlak, “hari esok adalah sesuatu yang tidak ada jaminan”.
3.    Azzauman anta fiiha, faghtanimhu, “hari ini yang kamu ada didalamnya maka gunakan hari ini itu”.
Maka dari itu waktu yang sebentar ini, mari kita gunakan sebaik baiknya, senantiasa menyibukkan diri dengan kebaikan. Belajar dan berkarya sesuai dengan bidangnya masing masing.
            Pemuda Muslim harapan umat haruslah senantiasa bersemangat dan siap berkhidmat untuk umat dan bangsa. Mereka adalah garda terdepan perubahan yang shahih keislamannya dan kuat keimanannya sebagaimana pendahulunya yang shalih, lurus aqidahnya dengan akhlak yang mulia, siap memimpin dan dipimpin, bersikap profesional sesuai bidang ilmunya, menjadi pembelajar abadi yang terjaga intelektualitasnya serta menjadi mitra yang terpecaya di masyarakat dan bangsa.
            Implementasi dari semangat pemuda islam sebagai kader dakwah adalah dengan membuat karya nyata yang dapat di rasakan manfaatnya. Karya bagi seorang muslim adalah salah satu bentuk amal shalih yang menjadi ladang dakwah untuk menyampaikan kebenaran dan kebermanfaatan untuk umat manusia. Allah SWT telah berfirman di dalam Qs. Huud ayat 7 “Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah): "Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati", niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata".
Allah SWT menjadikan langit dan bumi untuk tempat tinggal makhluk-Nya serta tempat berusaha dan beramal maka sebagai seorang muslim maka ia akan berusaha memanfaatkan seluruh nikmat pemberian-Nya untuk melihat lebih luas, melangkah lebih jauh, merasa lebih dalam dan mendengar lebih keras apa saja yang ada dan yang terjadi di alam semesta. Salah satu keistimewaan  manusia yang telah diberikan Allah SWT adalah akal pikiran. Akal pikiran adalah anugrah yang sangat berharga untuk memahami hikmah dari segala yang telah dilihat, didengar dan dirasakan pada semua ciptaan Allah SWT. Sehingga dari pelajaran  dan  kefahaman yang didapatkan tersebut akan terus selalu menghasilkan pemikiran yang membuahkan berjuta karya. Ibarat pohon kehidupan yang akarnya menghujam kuat ke dalam tanah, tumbuh tinggi menjulang menembus awan, tumbuh rindang dan berbuah lebat memberikan manfaat yang yang banyak untuk umat.
            Indonesia merupakan anugerah terindah yang telah Allah SWT berikan kepada kita. Mulai dari segala macam ciptaannya yang ada di dalam tanah dan di atas langit sampai kehidupan yang aman dan nyaman. Semua ini wajib kita syukuri dengan meningkatkan penghambaan kita kepada Allah SWT. Meskipun yang terjadi sekarang banyak kekayaan alam diambil oleh bangsa lain, masih banyak yang belum termanfaatkan. Bahkan tidak sedikit yang karna tidak dimanfaatkan justru menimbulkan permasalahan baru. Memang benar jikalau indonesia ini selain kaya akan sumber daya alamnya juga kaya akan permasalahannya. Lalu dimana kita akan mengambil peran ? apakah kita akan tinggal diam duduk manis di depan layar ? apakah itu yang kita maksud pemuda ?
            Lebih dari 25 % penduduk Indonesia yang berjumlah 230,87 juta jiwa adalah pemuda dan dari jumlah tersebut 17,07 % mereka masih bersekolah, 81,68 % tidak sekolah lagi dan 1,25 % pemuda belum sekolah (Badan Pusat Statistik, 2010). Ini artinya lebih dari 97 % pemuda pernah merasakan bangku pendidikan. Namun, kondisi tersebut tidak sesuai dengan kenyataan, sudah semestinya kondisi suatu bangsa itu dapat direpresentasikan oleh keadaan pemudanya. Suatu bangsa dikatakan ideal jika pemuda yang ada di dalamnya berada pada kondisi yang ideal pula. Hal ini bertolak belakang kenyataan di lapangan. Mulai dari peningkatan mutu pembelajaran dengan adanya sertifikasi guru sampai sekolah gratis. Saat ini, sebagian besar pemuda Indonesia berada pada kondisi yang belum ideal.
Salah satu solusi yang dianggap tepat sebagai upaya memperbaiki permasalahan bangsa adalah perlu adanya reaktualisasi karya. Sudah saatnya pemuda mengambil peran dalam mewujudkan perubahan untuk Indonesia yang lebih baik. Merencanakan gerak untuk menjadi pemuda yang berkompeten, profesional dan kontributif sesuai dengan bidangnya masing masing. Himpunan atau kelompok pemuda yang telah terbentuk hendaknya dimasifkan dengan membuat berbagai kegiatan sebagai aktualisasi karya pemuda dan sebagai panggung bagi generasi muda untuk menunjukkan karya-karyanya, menularkan semangatnya dan menebarkan inspirasi dalam rangka wujud kontibusi sebagai seorang intelektual muda untuk Indonesia.Jika bapak bangsa kita, Soekarno, membutuhkan 10 Pemuda untuk dapat mengguncang dunia, maka sekarang mari kita tunjukkan kitalah pemuda siap berkontribusi dengan berjuta karya yang siap membawa perubahan menuju Indonesia yang lebih maju. Apalah artinya kekayaan alam Indonesia yang banyak apabila dikemudian hari banyak pemuda tak mampu mengelolanya. Selalu yakin bahwa masih ada segenggam harapan untuk membawa Indonesia lebih baik. Semakin kuat kita menggenggamnya maka semakin kuat pula keyakinan kita mewujudkannya. Kita harus sadar bahwa pemuda Indonesia memiliki potensi yang luar biasa untuk dapat berkontribusi demi agama dan bangsa. Terbukti nyata peran pemuda dalam setiap episode sejarah kehidupan bangsa. Sejarah telah mencatat dengan tinta emas peran pemuda dalam proses perubahan suatu bangsa. Bukan hanya dimasa dulu saja, sekarang ini telah bermunculan para inisiator perubahan dikalangan pemuda. Mulai dari sektor pendidikan, ekonomi sampai sektor politik.
Kisah Nabi Ibrahim dikala masih muda yang berani memberontak dan bertindak revolusioner untuk memperbaiki tatanan sistem masyarakat yang sudah rusak. Kisah Ash-habul Kahfi (para pemuda penghuni gua) adalah bukti nyata bahwa pemuda selalu punya peran dalam merubah kondisi suatu bangsa yang tertindas oleh kesewenang-wenangan penguasa. Selain itu, para Nabi dan Rasul adalah contoh teladan peran pemuda dalam merubah suatu bangsa. Bahkan Nabi Muhammad SAW berhasil merubah kondisi  bukan hanya suatu bangsa tapi hampir separuh dunia. Cukuplah menjadi bukti bahwa potensi seorang pemuda adalah sangatlah besar. Pemuda adalah agent of changes.
Ada dua aspek mendasar yang harus dimiliki oleh seorang agen perubahan, terutama untuk menjadi problem solver, yang pertama adalah antusiasme untuk bergerak yang luar biasa, yakin dalam bergerak, dan memberikan dedikasi tinggi dalam pergerakan dengan segala kompetensi yang dimilikinya. Kedua adalah pengaruhnya yang sangat dalam terhadap para sahabat dan orang-orang di sekelilingnya, serta kesuksesan dalam pendidikan dan kaderisasi. Semangat yang dibawa adalah semangat membangun peradaban dengan gerakan nyata, membangun generasi-generasi yang cerdas, dengan landasan aqidah yang benar.
Beragam gerak pemuda yang dapat kita lihat bersama, sebagian dari mereka melangkah dengan suara-suara lantang di depan gedung wakil rakyat atas nama bangsa Indonesia, melakukan aksi damai dengan long march sepanjang jalan, mencuri perhatian dunia dengan bersuara lantang. Begitulah warna-warni pemuda Indonesia. Sedangkan di waktu dan tempat yang berlainan, para pemuda memilih sibuk mengukir prestasi, baik mereka yang bergerak di bidang akademik maupun non-akademik. Mereka bukan tidak peduli terhadap segala permasalahan bangsa, bahkan tidak sedikit diantara mereka yang mengharumkan nama baik bangsa Indonesia di kancah dunia dengan karya-karyanya yang membanggakan.
Mereka punya cara tersendiri dengan harapan yang mereka genggam kuat untuk terus berkarya, menjadikan dirinya agent of changes bagi negeri yang tercinta ini. Pemuda tidak cukup hanya bertugas menjelaskan zaman, namun juga harus melampuinya dengan mengubah zaman, karenanya, di tengah zaman yang bergerak, masyarakat membutuhkan pemuda yang bergerak. Tak perlu menyalahkan zaman, seburuk apapun keadaan bangsa ini masih ada harapan untuk maju. Berhentilah mengutuk kegelapan, lebih baik kita menyalakan diri menjadi penerang kehidupan. Semangat bergerak untuk terus berkarya, ikut berkontribusi untuk perubahan bangsa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar