Kamis, 05 Januari 2017
Selasa, 06 Desember 2016
Teruntuk Muslim, Pahlawan Negeri
Oleh Asa Punima
Persoalan pahlawan sama halnya dengan kemerdakaan suatu
bangsa. Atas jasa-jasa pahlawanlah, generasi penerus saat ini dapat menikmati
manisnya kehidupan berbangsa dan bernegara tanpa pemberontakan dan ancaman
setiap waktunya. Memperjuangkan kebenaran dan keadilan adalah prinsip pahlawan
untuk mendapatkan pengakuan kebebasan. Dan di setiap langkah perjuangan itu
akan selalu ada pengorbanan yang berarti. Pengorbanan tiada henti untuk
mencapai puncak tertinggi. Sungguh, hanya orang-orang tak berbudi yang enggan
menghargai jasa-jasa pahlawan negeri. Sungguh, orang-orang tak berbudi termasuk
golongan merugi. Hormat kami, wahai pahlawan bangsa.
Lantas
bagaimana dengan seorang muslim di negeri ini? Negeri Indonesia tercinta ini. Tanah
air dengan jumlah muslim terbesar di dunia, apakah bisa menjadi peluang atau bahkan
ancaman bagi negeri ini? Mari kita jawab dalam hati kita masing-masing.
Lalu, apakah muslim itu dapat dikatakan
sebagai pahlawan? Setiap orang di belahan dunia manapun sangat memungkinkan untuk
menjadi seorang pahlawan, termasuk muslim di dalamnya. Pahlawan adalah orang
yang memperjuangkan suatu kebenaran untuk memperoleh sebuah kemerdekaan baik
untuk dirinya maupun orang lain. Begitu pula dengan muslim, hidup dan matinya
adalah untuk menegakkan kebenaran (al haq)
dan menggapai ridho Allah subhanahu wa
ta’ala. Lelah, tangis, duka karena perjuangan tiada habisnya tak menjadi
penghalang bagi muslim untuk terus berjuang menegakkan kalimatullah di negeri yang penuh dengan sandiwara ini.
Walaupun
muslim tersebar di seluruh pelosok negeri, hanya beberapa persen saja yang
dengan tulus ikhlas berjihad di jalan Allah. Hanya muslim yang terketuk hatinya
untuk selalu berjuang dalam kebenaran. Hanya muslim taat yang hatinya selalu
resah dan mawas ketika kebenaran sudah tidak menjadi prioritas utama lagi. Hanya
muslim yang bersih hatinya yang akan selalu berusaha membebaskan saudaranya
dari penindasan dan tipu daya. Kilauan dunia yang mempesona terkadang melenakan
hati manusia. Keyakinan yang terbangun sekian lama berangsur rapuh hanya karena
sedikit goncangan yang terkadang memberikan ketakutan pada bangunan keyakinan
itu. Semakin rapuh keyakinan itu tentu akan membuat kaum-kaum yang benci terhadap
Islam tertawa menggelegar tanpa ragu.
Sungguh
ironis, masih banyak kaum muslim yang tertipu oleh manisnya dunia yang hanya
sementara dan melupakan indahnya surga yang abadi. Sangat disayangkan ketika
masih sangat sedikit muslim yang berjihad karena Allah. Semoga Allah selalu
membukakan hati kita untuk cahaya Islam.
Lantas, apa yang
menjadi penghalang seorang muslim untuk selalu menjadi pahlawan bagi negeri
ini? Tidakkah kita bersyukur atas cahaya Islam yang masuk ke dalam hati kita
masing-masing? Bukankah ini adalah anugerah yang indah untuk kita? Apa yang
membuat kita tak rela untuk berkorban demi menegakkan kebenaran dalam negeri
ini? Apa kontribusi kita terhadap Islam yang sudah membesarkan kita hingga
detik ini? Apa yang sudah kita berikan pada pahlawan Islam, para syuhada’ yang
telah mendahului kita? Sudahkah kita tak berbudi lagi hingga tega melupakan
jasa orang-orang yang sudah memberikan cahaya Islam di seluruh negeri? Mari
renungkan.
" Hidup atau Mati "
Tartil Crew
Koordinator Tartil JogjaJE Club : Rosadi
Penanggung Jawab : Abdul Malik, S.P.
PJ Tahsin : Muslim Tabah
PJ Tahfidz : Rosadi
PJ TPA : Abdul Malik, S.P.
Anggota Putra :
Andi Setiawan | Rahmat Setiawan | Muhsin Shidiq | Husain | Taufiq | Umar |
Febri | Fahmi Ghozali | Fuad Anshori | Rizqi | Fahrizal | Ibnu | Mustofa
Ariel Seto | Farid
Anggota Putri :
Shofi | Aidah| Aprilia |Aidha | Yuliana | Kusumawati | Amalia | Qonitah |
Tutut | Fitri | Farida
Profil TARTIL
Tartil JogjaJE Club merupakan sebuah kelompok mahasiswa yang memiliki minat
untuk belajar dan aktif dalam kegiatan Tahsinul qur'an, Tahfidz, dan TPA
Bentuk kegiatan dari Tartil meliputi Liqo' atau kelompok belajar yang dilaksanakan
setiap hari Senin malam pukul 19.30 di MTA Depok. Materi yang disampaikan
meliputi : makhorijul huruf, tajwid, tips hafalan, dll.
Untuk kegiatan TPA dilaksanakan pada hari Kamis sore pukul 16.00 juga di MTA Depok
bersamaan dengan pengajian gelombang kamis. TPA diadakan bertujuan untuk
menjadi media belajar bagi adik adik yang tidak mengikuti pengajian.
Sampai saat ini Tartil JogjaJE Club telah memandu kegiatan Tahsin
di beberapa cabang diantaranya :
1. Cabang Depok (ibu-ibu) : Setiap Selasa Sore Pukul 16.00
2. Cabang Ngaglik (bapak-bapak) : Setiap Selasa Sore Pukul 17.00
3. Cabang Kalasan (bapak-bapak) : Setiap Kamis Malam Pukul 19.30
4. Cabang Kalasan (ibu-ibu) : Setiap Sabtu Sore Pukul 16.00
5. Cabang Turi (bapak dan ibu) : Setiap Ahad Sore Pukul 16.00
Langganan:
Postingan (Atom)